Laman

28. TITIK KEDUA


Di sebelah tenggara dari Vihāra Kuda Putih ada gundukan tanah yang tertutup dalam sebuah bangunan. Kāśyapa Mātaṅga menanyakan kepada Kaisar Han Ming-ti bangunan apakah itu.

Kaisar menjawab: “Sejak dahulu di situ ada suatu gundukan tanah kurang lebih sepuluh kaki tingginya. Orang-orang pernah mencoba untuk meratakannya, namun tidak berapa lama gundukan itu muncul kembali secara ajaib. Di malam hari kadang-kadang gundukan itu mengeluarkan cahaya ganjil. Maka orang-orang mengira itu sebuah makam keramat dan menyembahyanginya. Mereka menganggap penunggunya ialah dewa pelindung Kota Luoyang.”

Kāśyapa Mātaṅga berkata: “Maharaja Aśoka pernah memecah relik Buddha menjadi 84.000 bagian dan menempatkannya dalam stūpa-stūpa di seluruh dunia. Di Cina relik tersebut tersebar di 19 titik. Gundukan itu pastilah berisi salah satunya.”

Kaisar amat terkejut. Mengikuti Kāśyapa Mātaṅga dan Gobharaṇa, dihampirinya gundukan tersebut, dan bernamaskāralah ia bersama-sama mereka. Tiba-tiba gundukan itu memancarkan cahaya terang. Ia melihat bayangan dirinya beserta kedua arhat di tengah cahaya tersebut, jernih seolah-olah pantulan cermin. Mengertilah ia bahwa adegan itu merupakan rekaman dari masa lalu yang meramalkan pertemuannya dengan kedua arhat hari ini di sini. Para penjaga dan pelayan di sekitarnya berseru dengan serempak: “Wan-sui 萬歳! (artinya ‘semoga panjang umur’).”

Peristiwa ini terjadi di tahun ke-12 era Yung-p’ing (69 M), bulan 2 tanggal 8. Han Ming-ti berkata: “Jikalau tidak berjumpa dengan Bhadanta berdua, bagaimana mungkin saya mengetahui perlindungan yang telah ditinggalkan Buddha yang Mahasuci.”

Maka pada bulan berikutnya tanggal 1, diperintahkannya agar sebuah stūpa (pagoda) dibangun di atas gundukan tanah itu. Pagoda itu bersisi empat dan memiliki acungan yang bertingkat sembilan. Tingginya kurang lebih 200 kaki.

Pada bulan 12 tanggal 8 di tahun berikutnya, selesailah pembangunan pagoda tersebut. Cahaya terang lagi-lagi terpancar daripadanya. Wewangian surgawi merebak di sekitar pagoda. Kaisar beribadah dengan sukacita di sana, dan cahaya itu pun memudar selepas tengah hari seiring kepulangannya.



Pagoda yang di kemudian hari dikenal dengan nama Pagoda Ch’i-yün 齊雲塔 ini masih terdapat dalam kompleks Vihāra Kuda Putih sekarang. Pagoda asli yang terbuat dari kayu telah hangus tersambar petir sehingga dibangun kembali beberapa kali sepanjang sejarah.

Pagoda yang ada kini didirikan pada tahun ke-15 era Ta-ting 大定 (1175) dari Dinasti Chin 金朝. Pagoda ini dibangun setelah tentara Chin (Jürchen) menghanguskan pagoda yang sebelumnya di masa akhir kekuasaan Dinasti Sung. Struktur yang sekarang terbuat dari bata dan memiliki 13 tingkat. Tingginya sekitar 35 m.



Tulisan pada pagoda terbaca “Pagoda Śarīra Śākya[muni]” 釋迦舍利塔.